EXTINCT ANIMALS



Burung Dodo



     Dodo (Raphus cucullatus) adalah burung yang tak dapat terbang yang pernah hidup di pulau Mauritius. Burung ini berhubungan dengan merpati. Burung ini memiliki tinggi sekitar satu meter, pemakan buah-buahan, dan bersarang di tanah. 
      Dodo punah antara pertengahan sampai akhir abad ke-17. Kepunahannya sering dijadikan arketipe karena terjadi dalam sejarah manusia dan akibat aktivitas manusia.

      Dodo memiliki bulu keabu-abuan, paruh sepanjang 23 cm dengan ujung bengkok, sayap yang sangat kecil, kaki kuning yang kokoh, dan seberkas bulu keriting di bagian ujung belakangnya. Dodo adalah unggas yang sangat besar, dengan berat sekitar 23 kg. Tulang dadanya tidak bisa menunjangnya untuk terbang; burung yang hidup di tanah ini berevolusi dengan memanfaatkan ekosistem pulau Mauritius yang tidak memiliki makhluk yang dapat memangsanya.
      Gambaran tradisional dari dodo adalah burung yang gemuk dan canggung, tetapi pandangan ini telah dipertentangkan sekarang. Pendapat umum dari ilmuwan sekarang adalah bahwa lukisan lama itu menunjukkan spesimen yang ditangkap dan diberi makan terlalu banyak. Karena Mauritius memiliki musim kering dan basah, dodo kemungkinan menggemukkan diri dengan buah matang di akhir musim penghujan untuk bisa selamat melalui musim kemarau saat langka makanan; laporan kontemporer menyebutkan burung ini memiliki selera makan yang "rakus". Sehingga, dalam penangkapan, akan sangat mudah mengalami kebanyakan makan.

Sebab Kepunahan
    Dodo adalah burung yang tidak takut pada manusia, dan ditambah ketidakmampuannya untuk terbang, membuatnya menjadi mangsa yang mudah ditangkap. Orang yang mendarat di Mauritius memakan burung ini. Namun, banyak jurnal melaporkan rasa dodo tidak enak dan dagingnya yang keras, sementara spesies lokal lainnya seperti Rail Merah enak rasanya. Umumnya dipercaya bahwa pelaut Melayu menghargai burung ini dan membunuhnya hanya untuk menggunakannya sebagai hiasan kepala dalam upacara keagamaan. Manusia pertama yang mendatangi Mauritius membawa binatang baru, seperti anjing, babi, kucing, tikus dan kera pemakan kepiting yang menghancurkan sarang dodo, sementara manusia menghancurkan hutan tempat dodo tinggal. Kini, dampak dari binatang-binatang itu, terutama babi dan kera, pada kepunahan dodo dianggap lebih berpengaruh dibanding pengaruh dari perburuan.
[ source : http://id.wikipedia.org/wiki/Dodo ]


Moa

       Moa adalah burung asli Selandia Baru yang tidak dapat terbang. Mereka unik karena tidak memiliki sayap, bahkan tidak memiliki sayap kecil. Limabelas spesies pada besar yang bervariasi, dengan yang terbesar, moa raksasa (Dinornis robustus dan Dinornis novaezelandiae), mencapai tinggi sekitar 3.6 m dan berat 250 kg. Mereka adalah hewan herbivora di ekosistem hutam Selandia Baru. Daun, ranting dan buah memainkan peran penting untuk makanan mereka.

Sebab Kepunahan
       Moa diburu oleh elang Haast, elang terbesar di dunia yang juga telah punah. Kepunahan moa diakibatkan oleh perburuan dan pembersihan hutan oleh suku Māori. Semua Moa diperkirakan tewas pada tahun 1500.   
[ source : http://id.wikipedia.org/wiki/Moa ]


Quagga

        Quagga menyerupai zebra dan pernah ditemukan dalam jumlah besar di Afrika Selatan. Quagga dapat dibedakan dari zebra lain dengan memiliki tanda pada bagian depan tubuh. Quagga merupakan campuran dari kuda dan zebra. Nama Quagga berasal dari kata Khoikhoi untuk zebra. Quagga punah akibat perburuan oleh manusia yang berusaha mendapat daging dan kulitnya.
[ source : http://id.wikipedia.org/wiki/Quagga ] 


Sapi Laut Steller


         Sapi laut Steller (Hydrodamalis gigas) adalah mamalia sirenia besar yang telah punah dan sebelumnya dapat ditemukan di pantai laut Bering di Asia. Sapi laut Steller ditemukan di kepulauan Komander tahun 1741 oleh penyelidik alam Georg Steller, yang melakukan perjalanan dengan penjelajah Vitus Bering. Populasi kecil hidup di air Arktik di sekitar pulau Bering dan didekat pulau Medny. Namun, karena kedatangan manusia mereka hidup di pantai Pasifik utara.
      Populasi sapi laut ada pada jumlah kecil dan terbatas ketika Steller mendeskripsikan mereka. Steller mengatakan bahwa mereka ditemukan pada kelompok, tetapi Stejneger memperkirakan terdapat lebih sedikit dari 1500 yang tersisa dan terancam punah karena diburu manusia.
 

Sebab Kepunahan
         Mereka dihabisi oleh pelaut, pemburu anjing laut, dan pedagang bulu yang mengikuti rute Bering ke Alaska, yang memburu mereka untuk makanan dan kulitnya yang digunakan untuk membuat kapal. Mereka juga diburu untuk lemaknya yang tidak hanya digunakan untuk makanan, tetapi juga sebagai lampu minyak karena tidak mengeluarkan asap atau bau dan dapat disimpan dalam waktu yang lama pada udara hangat. Pada tahun 1768, kurang dari 30 tahun singa laut ini ditemukan, singa laut Steller telah punah.
       Fosil menandakan singa laut Steller sebelumnya menyebar di pantai Pasifik utara, mencapai Jepang selatan dan California. Tibanya manusia merupakan salah satu akibat kepunahan singa laut Steller.
[ source : http://id.wikipedia.org/wiki/Sapi_laut_Steller ] 


Walabi-Kelinci Timur
  
           Walabi-Kelinci Timur (Inggris Eastern Hare-Wallaby; Latin Lagorchestes leporides) adalah salah satu spesies Walabi yang telah punah. Binatang ini dahulu hidup di dataran pedalaman Australia tenggara dan memiliki kebiasaan hidup seperti kelinci. Binatang ini memiliki posisi istirahat yang unik pada siang hari, biasanya di bawah perlindungan serumpun rumput ilalang tussock. Jika binatang ini didekati, maka ia akan meloncat dengan kecepatan penuh. Seekor wallabi yang dikejar pemangsa atau pemburu pada jarak 500 meter akan menggandakan lompatannya dengan tiba-tiba dan kembali dalam 6 meter dan dapat melompat setinggi 1,8 meter. Hal ini terjadi pada John Gould yang dilompati kepalanya oleh seekor wallabi-kelinci.

Sebab Kepunahan
         Binatang ini dulu merupakan spesies yang umum, namun mungkin bersaing dengan sapi atau domba. Bisa juga ia terkena dampak buruk pola terbakarnya ladang yang berubah atau karena penyebaran kucing. Catatan terakhir melaporkan adanya spesies betina yang ditangkap oleh Mr. Bennett pada bulan Agustus 1889.
[ source : http://id.wikipedia.org/wiki/Walabi-kelinci_timur



Harimau Tasmania

          Harimau Tasmania (Thylacinus cynocephalus) adalah marsupial karnivora masa modern terbesar yang pernah diketahui. Binatang ini berasal dari Australia dan pulau Papua dan dinyatakan punah pada abad ke-20. Binatang ini disebut harimau Tasmania karena punggungnya yang bercorak belang, namun ada juga yang menyebutnya serigala Tasmania. Spesies terakhir dari genusnya, Thylacinus. Sebagaian besar  ditemukan dalam bentuk fosil yang berasal dari awal zaman Miosen.

         Harimau Tasmania punah di daratan Australia ribuan tahun sebelum kedatangan bangsa Eropa di Australia, namun berhasil bertahan di pulau Tasmania bersama dengan sejumlah spesies endemik lainnya, termasuk setan Tasmania. 

          Sebagaimana harimau dan serigala di belahan utara, harimau Tasmania merupakan pemangsa yang ada di puncak rantai makanan. Sebagai seekor marsupial, binatang ini tidak terkait dengan eutheria. Kemiripan postur dan adaptasinya disebabkan oleh evolusi konvergen. Keluarga terdekat spesies ini adalah setan Tasmania.
   
Sebab Kepunahan
         Selain akibat perburuan berhadiah yang berlebihan, kepunahan hewan ini mungkin juga disebabkan oleh serangan penyakit, anjing, dan gangguan manusia terhadap habitatnya. Meskipun secara resmi dianggap telah punah, laporan tentang terlihatnya hewan ini masih ada. 
  [ source : http://id.wikipedia.org/wiki/Harimau_Tasmania ]


Harimau Bali



      Harimau Bali (Panthera tigris balica) adalah subspesies harimau yang sudah punah dan pernah mendiami pulau Bali, Indonesia. Harimau ini adalah salah satu dari tiga sub-spesies harimau di Indonesia bersama dengan harimau Jawa (juga telah punah) dan harimau Sumatera (spesies terancam).
       Harimau ini adalah harimau terkecil dari ketiga sub-spesies; harimau terakhir ditembak pada tahun 1925, dan sub-spesies ini dinyatakan punah pada tanggal 27 September 1937. Sub-spesies ini punah karena kehilangan habitat dan perburuan.
[ source : http://id.wikipedia.org/wiki/Harimau_Bali ]


 ‘Ō‘ō Hawai‘i


       ʻŌʻō Hawaiʻi (Moho nobilis) adalah spesies burung penghisap madu Hawaii yang telah punah. ʻŌʻō Hawaiʻi berasal dari genus Moho. ʻŌʻō Hawaiʻi pertama kali dideskripsikan oleh Blasius Merrem pada tahun 1786. ʻŌʻō Hawaiʻi mencapai besar 32 cm. Panjang sayap ʻŌʻō Hawaiʻi sepanjang 110 sampai 115 mm. Ekor ʻŌʻō Hawaiʻi mencapai panjang diatas 19 cm. Bulu burung ʻŌʻō Hawaiʻi berwarna hitam mengkilap dengan coklat pada perut. 



  
 Sebab Kepunahan
         ʻŌʻō Hawaiʻi diburu oleh suku asli Hawaii. Bulunya digunakan untuk jubah dan mantel. Burung ini terakhir kali terdengar pada tahun 1934 di lereng Mauna Loa.
[ source : http://id.wikipedia.org/wiki/‘Ō‘ō_Hawai‘i

Bubal Hartebeest

        Bubal Hartebeest adalah kijang yang luar biasa dan tangguh yang pernah dipelihara oleh orang Mesir kuno sebagai sumber makanan dan untuk keperluan kurban.
         Awalnya binatang tersebar di seluruh Afrika Utara dan Timur Tengah, mitos-mitos yang mengakar tentang binatang itu tidak cukup untuk menyelamatkannya dari pemburu Eropa yang mulai memburu mereka untuk rekreasi dan daging. Bubal Hartebeest yang terakhir meninggal di Paris Zoo pada tahun 1923.

 [ source : http://blogamiktridharma.wordpress.com ]
 

 [ By : Brastilagita ]